Non inverting Adder Amplifier

                                                       [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]


 1. Tujuan [kembali]

Mengetahui variasi penggunaan op amp sebagai non inverting amplifier.

Mengetahui cara kerja dari non inverting adder amplifier.

-Memperkuat sinyal arus searah maupun arus bolak balik

-Memperkuat diferenisiasi impedensi input tinggi

-Penguat bagi output impedansi rendah

 2. Komponen [kembali]

 BAHAN

a). Op Amp

Operasional amplifier atau yang lebih sering disebut op amp merupakan suatu komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai penguat atau amplifier multiguna yang diwujudkan dalam sebuah IC op amp. Penguat ini mempunyai dua buah masukan yaitu input inverting dan input non inverting serta satu buah keluaran (output). Op-Amp memiliki dua jalur masukan, yaitu masukan terbalik (inverting) dan masukan tidak terbalik (non-inverting). Parameter penguat operasi pada umumnya adalah : - Penguat tegangan terbuka sangat besar, yaitu sekitar 100.000 kali. - Impedansi masukan yang cukup tinggi dengan nilai tipikal 1 MΩ. - Impedansi keluaran sangat rendah, dengan nilai tipikal pada rentang puluhan ratusan Ω. - Perbandingan penolakan terhadap sinyal mode bersama (CMRR) lebih dari 90 dB. Karena penguat loop terbuka dan impedansi masukannya yang sangat besar, maka penguat operasi ini sangat mudah untuk dikonstruksi agar berfungsi sebagai penguat yang kita inginkan dengan cara menambah beberapa tahanan luar. Beberapa pemakaian Op-Amp yang umum antara lain sebagai penguat inverting, penguat non-inverting, penguat penjumlahan dan penguat selisih.Penguat inverting, dikonstruksi dari Op-Amp dimana tegangan masukannya diberikan pada terminal inverting rangkaian penguat ini ditunjukan pada gambar dibawah, dengan penguatan tegangan : AV = Vout / Vin = -(RF / Rin).Secara singkat, bagian-bagian terminal yang terdapat pada Op-Amp antara lain adalah :

  • Input non inverting atau masukan non pembalik (+)
  • Input inverting atau masukan pembalik (-)
  • Keluaran vout
  • Catu daya positif (+V)
  • Catu daya negatif (-V)

b). Resistor

Resistor adalah sebuah komponen elektronika yang terdiri dari dua pin yang berfungsi sebagai alat untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Simbol resistor dilambangkan dengan huruf R dan satuan resistor adalah ohm (Ω).resistor memiliki beberapa kegunaannya yaitu sebagai berikut.
  • Penghambat arus listrik
  • Pembagi tegangan
  • Pembagi arus
  • Pengaman arus
  • dan sebagainya. 
  • rumus resistor adalah sebagai berikut:
  •   R = Keterangan:  R = tahanan dengan satuan Ohm  V = tegangan dengan satuan Volt I = arus dengan satuan ampere




 ALAT

a). Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang dapat digunakan untuk memproyeksikan frekuensi dan sinyal listrik. Proyeksi frekuensi dan sinyal listrik tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik. Terdapat dua sumbu dalam grafik tersebut yaitu sumbu X dan sumbu Y. Sumbu X menyatakan satuan waktu, sedangkan sumbu Y menyatakan nilai tegangan.Osiloskop dapat dibagi menjadi 2, yaitu Osiloskop Analog dan Digital menurut output

tampilannya. Berikut perbedaanya :
1.1. Osiloskop Analog
Osiloskop jenis ini menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas
electron dalam tabung sinar katoda sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar
osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut. Osiloskop analog
Osiloskop ini merupakan jenis yang paling tua dan sederhana.

1.2. Osiloskop Digital
Osiloskop jenis ini mengambil bentuk gelombang yang diukur, lalu dengan
menggunakan ADC (Analog to Digital Converter), besaran tegangan yang diambil
dirubah menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan
ditampilkan lebih dulu di-sampling dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian
menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di
memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian
banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai
dihentikan.


b). Voltmeter

Voltmeter AC adalah alat pengukur listrik yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik AC (Arus Bolak-Balik). Voltmeter AC digunakan untuk mengukur tegangan yang berubah-ubah dengan frekuensi yang berbeda-beda. Batas ukur dalam voltmeter dinyatakan dalam milivolt (mV), voltmeter (V), mikrovolt, atau kilovolt (kV). Batas ukur merupakan nilai maksimum tegangan yang mampu diukur oleh sebuah voltmeter. Pengukuran tegangan listrik yang melebihi nilai maksimum dari batas ukur voltmeter akan mengakibatkan terjadinya kerusakan komponen voltmeter. Batas ukur dari voltmeter dapat diperbesar hingga beberapa kali lipat dengan menggunakan faktor pengali.



c). AC Power Supply

AC power supply berfungsi memberikan tegangan AC pada rangkaian. Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi sebagai berikut ini : a. Rectification : konversi input listrik AC menjadi DC. b. Voltage Transformation : memberikan keluaran tegangan voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan. c. Filtering : menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain. d. Regulation : mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input. e. Protection : mencegah jika terjadi lonjakan tegangan listrik, sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal terjadi






 3. Dasar Teori [kembali]

Non-inverting adder amplifier adalah jenis penguat operasional yang memungkinkan sinyal input dari beberapa sumber untuk ditambahkan tanpa mengubah polaritasnya. Prinsip kerjanya didasarkan pada hukum superposisi, di mana setiap sinyal input dihitung secara terpisah dan kemudian dijumlahkan untuk memberikan sinyal output yang diinginkan.

Sinyal input dari setiap sumber dihitung secara terpisah dengan menggunakan rumus V = I x R, di mana V adalah tegangan input, I adalah arus yang mengalir melalui resistor masukan, dan R adalah nilai resistor masukan. Tegangan ini kemudian dikalikan dengan faktor penguatan yang ditentukan oleh resistor umpan balik positif.

Sinyal output kemudian dihitung menggunakan rumus Vout = (1 + Rf/Ri)(R2 V1/(R1+R2) + R1 V2/(R1+R2) +...), di mana V1, V2, ..., Vn,  adalah sinyal input dari setiap sumber, R1, R2, ..., Rn adalah nilai resistor masukan untuk setiap sinyal input, dan Rf adalah nilai resistor umpan balik positif.

 

 4. Prinsip Kerja [kembali]

    Langkah-langkah Kerja

  • Siapkan segala komponen yang di butuhkan
  • Susun rangkaian sesuai panduan
  • Sambungkan rangkaian dengan baterai untuk sumber tenaga
  • Hidupkan rangkaian
  • Apabila tidak terjadi eror, maka rangkaian selesai dibuat.


Tegangan input pertama (V1) dan tegangan input kedua (V2) masing masing sebesar 15V dirangkai secara parallel melalui hambatan input R1 dan R2 yang masing masing bernilai 10k ohm menuju titik sambungan yang sama yang terhubung dengan kaki non inverting pada amplifier. Selanjutnya tegangan akan diperkuat oleh hubungan antara hambatan umpan balik (Rf) yang bernilai 15k ohm dengan hambatan yang terhubung ke kaki inverting dan ground (Ri atau Rs) yang bernilai 15k ohm. Hasil tegangan output (Vo) yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus berikut,

Sehingga diperoleh tegangan output (Vo) yang dihasilkan adalah sebesar 30V dan sefasa dengan tegangan input.





 5. Gambar Rangkaian [kembali]





 6. Video [kembali]







 7. Download File [kembali]

  - Rangkaian Non Inverting Adder Amplifier [klik]

  - Datasheet op amp 741 klik

  - Datasheet resistor [klik]

  - Datasheet voltmeter [klik]

  - Datasheet osiloskop [klik]

  - Video simulasi rangkaian [klik]


[menuju awal]

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Besar

Modul 1

Modul 1 Karakteristik Dioda